DMMX - Indonesian
DMMX: Memanfaatkan Pertumbuhan Pasar Cloud Advertising
Disclaimer: Kami mempunyai DMMX
Summary
· DMMX membantu pelaku usaha mengelola konten pemasaran mereka melalui digital trade marketing dan pengiklanan berbasis cloud
· Mereka menargetkan pasar periklanan berbasis cloud yang sangat besar; Layanan DMMX mencapai 12 ribu layar dan 74 ribu pengguna trade marketing
· Perhitungan kami menunjukkan harga wajar saham DMMX sekitar Rp 225 yang didorong oleh:
o Pertumbuhan pendapatan yang menjanjikan karena pelaku usaha terus mengadopsi iklan digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan
o Peluncuran solusi smart detection menciptakan sumber pendapatan tambahan untuk penjualan perangkat keras
Business Overview
Digital Media Maxitama (IDX: DMMX) adalah penyedia platform digital trade marketing dan pengiklanan berbasis cloud. DMMX menjual perangkat keras, sistem operasi, dan infrastruktur untuk periklanan digital. Infrastruktur yang dimaksud bersifat end-to-end dan dapat mencakup, komputer, kabel yang mendistribusikan sinyal, dan layar tampilan.
Source: DMMX Annual Report
Sumber pendapatan utama DMMX (78% dari pendapatan tahun 2020) berasal dari segmen trade marketing melalui aplikasi Pojok Bayar. Melalui kerja sama dengan Sampoerna Retail Community (SRC), aplikasi ini menargetkan minimarket dan toko kelontong dibawah SRC. Pelanggan dapat pergi ke minimarket dan membayar tagihan menggunakan aplikasi Pojok Bayar. DMMX memperoleh pendapatan dari voucher digital yang dijual melalui aplikasi dan menjual slot iklan.
Source: DMMX Annual Report
Financials: Strong Top-Line and Bottom-Line Growth
DMMX telah meningkatkan pendapatan sebesar 152% per tahun antara tahun 2016 dan 2019. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen trade marketing yang tumbuh sebesar 482% per tahun antara tahun 2018 dan 2019. Laporan keuangan DMMX sudah cukup menguntungkan dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 112% dan 194% per tahun, dari 2016 hingga 2019.
DMMX mencatat kinerja top-line dan bottom-line yang kuat di Q3 2020. Pendapatan 9M20 mencapai Rp 347.6 miliar (+270.4% YoY) dan laba bersih 9M20 mencapai IDR 24.9 miliar (+235.7% YoY). Peningkatan pendapatan yang luar biasa ini didorong oleh segmen trade marketing, yang memberikan kontribusi sebesar IDR 275.5 miliar (+468% YoY). Pengguna Pojok Bayar meningkat 57% YoY menjadi 74,078. Selain itu, jumlah layar yang dipasang meningkat 103.8% YoY mencapai 12,823 layar dan tempat iklan juga naik 96% YoY menjadi 9,373. Kamu bisa menemukan laporan Q3 mereka secara detail di sini.
Investment Thesis
Kami yakin harga wajar DMMX minimum senilai ~ Rp 225, yang didorong oleh 4 faktor:
1. Pertumbuhan pesat pasar periklanan berbasis cloud
2. Peningkatan adopsi teknologi digital diantara perusahaan ritel
3. Efektifitas digital signage sebagai media periklanan
4. Peluncuran produk baru menandakan manajemen yang inovatif
1. Pertumbuhan Pesat Pasar Periklanan Berbasis Cloud
Meskipun DMMX telah tumbuh pesat dari segi finansial, kami yakin industri periklanan berbasi cloud masih dalam tahap awal.
Pasar periklanan berbasis cloud secara global bernilai USD 150 miliar pada 2019 dan bisa mencapai USD 352 miliar pada 2025, menyiratkan pertumbuhan per tahun sekitar 15%. Kemajuan teknologi dengan adanya internet, digabung dengan peningkatan aplikasi bersifat komersial telah membentuk evolusi periklanan berbasis cloud.
Meskipun Amerika Utara adalah pemain terbesar dalam periklanan cloud, justru pasar Asia Pasifik yang diharapkan untuk tumbuh paling cepat.
Di Indonesia, DMMX hanya mencakup 9,373 toko ritel dari 3 juta yang tersedia, atau setara dengan 0,3% pangsa pasar (market share). Jumlah pangsa pasar yang rendah ini menyisakan peluang bagi DMMX untuk berkembang.
Riset yang kami lakukan membuat kami yakin bahwa tidak banyak perusahaan periklanan digital yang publik di Indonesia. Jadi, jika Anda ingin berinvestasi di perusahaan periklanan digital di Bursa Efek Indonesia, DMMX adalah salah satu pemain kunci.
2. Peningkatan adopsi teknologi digital diantar perusahaan ritel
Industri ritel saat ini ditandai dengan perubahan besar dalam teknologi pemasaran. Tidak ada perusahaan ritel yang bisa mengabaikan perubahaan teknologi ini. Memang, semua perubahaan ini bernaung di bawah payung Industri 4.0 — upaya otomisasi di mana semua praktik industri berjalan dengan menggunakan internet sebagai penopang utama — dan ada beberapa langkah yang harus dipertimbangkan pemain ritel untuk menghadapi lanskap baru ini.
Meningkatnya penetrasi internet telah memaksa perusahaan ritel untuk mengadopsi teknologi dalam pendekatan pemasarannya. Contohnya, perusahaan ritel besar seperti Alfamart dan Indoritel, secara terbuka menyatakan harus beradaptasi dengan era digital dengan memanfaatkan data pelanggan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ritel dan perusahaan consumer goods berfokus pada digitalisasi customer interface mereka. Misalnya, KFC telah mengembangkan teknologi untuk memfasilitasi pesanan secara online melalui situs web dan aplikasi mereka.
Kini, semua perusahaan harus berfokus bagaimana cara menerapkan digitalisasi di sebuah rantai nilai yang dapat menguntungkan perusahaan. Penerapan ini bisa dimulai dengan mempersonalisasi penawaran pelanggan melalui pemasaran digital dan mengadopsi data analitik saat mempelajari perilaku pelanggan.
Seperti yang telah kami bahas sebelumnya di kinerja keuangan DMMX, peningkatan penggunaan layar digital, titik iklan berbasis cloud, dan penggunaaan Pojok Bayar telah menunjukkan bukti dari evolusi industri periklanan.
Pelaku ritel mengadopsi teknologi digital dalam operasi mereka untuk meningkatkan brand awareness. Sebagai penyedia teknologi digital, DMMX siap memanfaatkan tren ini.
3. Efektifitas digital signage sebagai media periklanan
Digital signage telah menjadi alat komunikasi penting dalam hidup kita. Sebagi konsep, digital signage sangat efektif dalam menyampaikan pesan karena tampilannya menarik perhatian banyak orang dan konten visualnya pun mudah diperbarui.
Studi menunjukkan bahwa digital signage memiliki jumlah jangkauan konsumen yang lebih tinggi daripada iklan di internet. Selain itu, iklan luar ruang disebut-sebut sebagai salah satu media paling efektif yang digunakan oleh pelaku bisnis untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Nielsen Media memperkirakan orang Indonesia rata-rata menghabiskan 4.5 jam di luar rumah pada hari kerja. Oleh karena itu, kemungkinan seseorang dapat mengingat iklan yang terpapar di digital signage sangatlah tinggi.
Berikut adalah manfaat digital signage sebagai media periklanan:
4. Peluncuran produk baru menandakan manajemen yang inovatif
Kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat secara eksponensial sejak Maret 2020. Akibatnya, PDB Indonesia triwulan 2 2020 turun 4% MoM. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menerapkan kebijakan “New Normal” untuk menghidupkan kembali perekonomian sambil berupaya meminimalkan dampak COVID-19 melalui peraturan tempat kerja seperti persyaratan pelindung diri dan pemeriksaan suhu tubuh.
DMMX kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan solusi smart detection di 10 ribu titik. Berbekal teknologi facial recognition dan artificial intelligence, titik smart detection ini dapat menentukan suhu tubuh dan penggunaan masker.
Solusi smart detection ini diharapkan dapat mengontrol jumlah pengunjung dan menyederhanakan proses masuk keluarnya pelanggan agar toko dapat beroperasi secara efisien dan aman.
Kami yakin solusi smart detection ini dapat menghasilkan lebih banyak penjualan perangkat keras untuk DMMX di masa mendatang.
Valuasi
Target Price Rp 225/saham kami didasarkan pada DCF analysis, dengan asumsi pendapatan tahun 2024 sebesar Rp 856 miliar, menyiratkan pertumbuhan per tahun sebesar 32% dari 2019 sampai 2024. Pada harga DMMX saat ini sebesar IDR 450, valuasi saat ini tampaknya agak mahal dan upside terbatas. Namun, peluang pasar periklanan berbasis cloud terlalu besar bagi kami untuk menjual DMMX.
Investasi dalam DMMX mempunyai beberapa risiko, antara lain adalah meningkatkanya persaingan dari aplikasi tagihan lain, potensi pelaku ritel untuk menggunakan bentuk media iklan lain, dan pemulihan ekonomi yang lebih lambat untuk pelaku ritel yang dirugikan oleh pandemi. Penjualan perangkat keras juga bisa terkena dampak negatif karena pelaku ritel akan kekurangan uang jika pandemi memaksa pemerintah untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar. Di sisi lain, kami yakin penggunaan Pojok Bayar akan tetap tumbuh di tengah pandemi karena aplikasi ini menyediakan layanan esensial seperti pembayaran pulsa dan listrik.