Inilah Langkah Garuda Untuk Memperbaiki Kinerja
Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) sepanjang 2020 tertekan dan harus segera mendapatkan bantuan, mengingat arus kas perseroan negatif dan nilai ekuitas minus Rp41 triliun. Nilai ekuitas negatif menandakan kerugian lebih besar daripada modal. Terlebih, perseroan mengatakan bahwa utang GIAA sebesar Rp70 triliun akan bertambah Rp1 triliun lebih setiap bulannya.
Dalam upaya memperbaiki kinerja, manajemen GIAA ingin mengurangi jumlah pesawat hingga 50%, dari 142 unit menjadi 70 unit pesawat. Saat ini, GIAA hanya mengoperasikan 41 unit pesawat, sementara sebagian besar pesawatnya tidak dioperasikan karena pembayaran biaya sewa yang menunggak.
Terlebih, GIAA juga harus menurunkan jumlah karyawan dengan melakukan pensiun dini kepada karyawan tersebut.
MDKA & BRMS Siap Ekspansi
Dua emiten tambang mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) siap mengembangkan bisnisnya dengan membangun fasilitas produksi dan melakukan pengeboran untuk menambah cadangan baru.
MDKA akan memulai konstruksi proyek acid, iron, metal (AIM) pada kuartal II 2021 dan akan memulai produksi pada kuartal IV 2022. Proyek AIM ini akan memproses bijih pirit dari proyek tembaga Wetar milik MDKA untuk memberikan acid, besi, uap, emas, perak dan ekstrasi sisa tembaga.
Proyek AIM diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan tahunan sekitar US$170 juta selama lebih dari 20 tahun. Dari US$170 juta, komoditas asam sulfur dan uap dengan akan memberikan US$54 juta, besi US$43 juta serta tembaga, emas dan perak sekitar US$73 juta. Proyek AIM diestimasikan memiliki net present value sebesar US$470 juta dengan asumsi tingkat diskonto 8% dan pengembalian internal (IRR) sebesar 26%.
Di sisi lain, BRMS sedang menyelesaikan penggarapan tanah untuk pabrik kedua dengan kapasitas 4,000 ton bijih per hari yang akan selesai pada Maret 2022. Bersamaan dengan itu, BRMS juga berencana untuk melakukan pengeboran lima prospek emas di tambang Poboya, pada Mei 2021 - Mei 2022.
Untuk tahun 2024, manajemen BRMS menargetkan kapasitas produksi akan mencapai 8,500 ton per hari dan operasional tiga pabrik. BRMS berpotensi memproduksi 200,000 ons hingga 220,000 ons dore bullion per tahun sejak 2024 dengan asumsi kandungan emas 2.5 gram per ton bijih dan pengolahan 8,500 ton bijih per hari.