PRDA - Indonesian
PRDA: Perusahaan Laboratorium Klinik Terdepan di Indonesia
Disclaimer: Kami mempunyai PRDA
Summary
· PRDA adalah salah satu perusahaan laboratorium klinik terdepan
· Mereka telah meningkatkan margin profitabilitas selama 5 tahun terakhir
· Perhitungan harga wajar saham PRDA sekitar IDR 3,400 yang didorong oleh:
o Pertumbuhan pasar laboratorium klinik swasta yang didukung oleh tren makroekonomi
o Brand equity yang kuat di pasar laboratorium klinik
o Penetrasi pasar yang kuat melalui jaringan laboratorium yang luas
o Kemampuan untuk mencapai sekala ekonomi melalui model “hub and spoke”
o Penawaran produk komprehensif yang menargetkan banyak segmen pelanggan
Business Overview
Prodia Widyahusada (IDX: PRDA) mengoperasikan klinik laboratorium swasta yang menyediakan layanan pemeriksaaan dan layanan dukungan diagnostik lainnya. Hingga tahun 2020, Prodia beroperasi melalui jaringan 151 lab klinik dan outlet di 34 provinsi di Indonesia.
Source: PRDA 2019 annual report
Prodia membagi bisnis mereka menjadi 4 jenis pelanggan:
1. Pelanggan Individu (Walk-in-customer). Sebelum mengunjungi lab klinis Prodia, pelanggan individu harus berkonsultasi dengan dokter di salah satu fasilitas Prodia agar dapat diterima.
2. Rujukan Doktor (Doctor Referral). Pelanggan dapat menggunakan rujukan dari dokter atau klinik eksternal untuk menerima layanan kesehatan dengan Prodia.
3. Referensi Pihak Ketiga (External Referrals). Rumah sakit, klinik atau laboratorium lain dapat merujuk pelanggan ke Prodia untuk beberapa jenis pemeriksaan tertentu.
4. Klien Korporasi (Corporate Client). Pegawai swasta dan BUMN yang perlu melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
Source: PRDA Annual Report
Financials: Peningkatan Profitabilitas
Pendapatan Prodia tumbuh 8.7% per tahun dari tahun 2016 sampai 2019, didorong oleh segmen Referensi Pihak Ketiga yang tumbuh 18.1% per tahun pada periode waktu tersebut. Selain itu, EBITDA telah tumbuh sebesar 21.5% per tahun dari tahun 2016 sampai 2019, menunjukkan peningkatan efisiensi operasional. Alhasil, free cash flow tumbuh 80% per tahun dari 2016 sampai 2019, mencapai Rp 259 miliar atau setara dengan 15% dari pendapatan tahun 2019.
Source: PRDA’s financial statements
EBIT margin sebagai persentase dari total pendapatan juga naik dalam 5 tahun terakhir, dari 6.7% pada tahun 2014 menjadi 12.2% pada tahun 2019. Pendorong utama dari peningkatan profitabilitas ini adalah penurunan COGS margin sebesar 3% dan penurunan margin biaya operasional sebesar 3%.
Investment Thesis
Perhitungan harga wajar PRDA menurut kami senilai IDR 3414 didorong oleh 5 faktor:
1. Target pasar yang menarik dan berkembang pesat
2. Brand equity yang kuat dan dipercaya
3. Penetrasi pasar yang kuat karena jangkauan yang luas
4. Kemampuan untuk mencapai skala ekonomi
5. Penawaran produk unggulan yang menargetkan banyak segmen pelanggan
1. Target pasar yang menarik dan berkembang pesat
Jumlah belanja kesehatan Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 18% per tahun dari 2019 hingga 2024, mencapai Rp 1,300 triliun. Adapun jumlah belanja kesehatan Indonesia sebagai persentase terhadap PDB juga diperkirakan meningkat dari 3.6% menjadi 5.4%.
Peningkatan pengeluaran kesehatan ini didorong oleh 1) naiknya pendapatan individu tenaga kerja di Indonesia 2) urbanisasi dan peningkatan penyakit terkait gaya hidup seperti kanker dan diabetes mendorong kesadaran kesehatan dan 3) kebijakan jaminan kesehatan nasional untuk membuat layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau.
Source: Fitch BMI
Di sisi lain, pasar laboratorium klinik, sebuah segmen di mana Prodia beroperasi, diharapkan tumbuh 10% per tahun dari 2019 hingga 2024, meninggalkan Prodia dengan total permintaan pasar (total available market) sebesar Rp 53 triliun pada tahun 2024. Sebenarnya, angka ini tampaknya terlalu tinggi karena Prodia tidak dapat menangkap seluruh permintaan pasar. Mari kita hitung jumlah pasar yang berada dalam jangkauan geografis/segmen (serviceable addressable market) Prodia.
Source: Frost & Sullivan, Investasi Mudah’s Forecast
Pasar laboratorium klinik bisa dibagi menjadi pasar publik dan pasar swasta. Selanjutnya, pasar swasta bisa dibagi lagi menjadi klinik yang menawarkan pemeriksaan rutin, rumah sakit yang menawarkan layanan khusus dan laboratorium swasta independen yang menerima sampel dari rumah sakit lain untuk dianalisis.
Prodia bermain di pasar laboratorium swasta independen, yang diharapkan tumbuh sebesar 11% per tahun dari 2019 hingga 2014, menurut Frost & Sullivan. Artinya, total pasar yang berada dalam jangkauan Prodia sebesar Rp 8.3 triliun pada tahun 2024.
Kami percaya bahwa pendorong utama pasar laboratorium klinik adalah 1) Meningkatkanya jasa pengujian laboratorium swasta yang disebabkan oleh laboratorium publik yang melebihi kapasitas 2) Meningkatnya jumlah kasus penyakit kronis yang disebabkan oleh urbanisasi dan naiknya tingkat obesitas 3) Meningkatnya tingkat kesadaran akan sikap perawatan kesehatan secara preventif dan 4) Munculnya tes-tes khusus yang baru
Source: Frost & Sullivan, Investasi Mudah’s Forecast
2. Brand equity yang kuat dan dipercaya
Dalam industri laboratorium klinik swasta, dimana hubungan dengan pasien sangat penting untuk kelangsungan bisnis, Prodia mempunya brand terbaik dibandingkan dengan pesaing usaha lain. Prodia berhasil meraih top branding awards di industry mereka selama 5 tahun terakhir. Penghargaan ini memperhitungkan top of mind awareness dan peluncuran produk baru. Pengakuan merek Prodia yang kuat seharusnya tidak mengejutkan mengingat latar belakang tim manajemen mereka yang handal di bidang patologi.
Source: Top Brand Award
3. Penetrasi pasar yang kuat karena jangkauan yang luas
Dibandingkan dengan pesaing mereka, jangkauan Prodia 6-7 kali lebih besar dari pesaing terdekatnya, yaitu Kimia Farma. Dengan lebih dari 287 gerai klinis, Prodia jelas merupakan pemimpin pasar dalam hal jaringan laboratorium.
Secara geografis, sebagian besar penjualan Prodia berasal dari laboratorium di kota besar seperti Jakarta dan kota-kota lain di Jawa. Jangkauan Prodia secara strategis cukup menarik karena orang yang tinggal di daerah perkotaan cenderung menghabiskan banyak uang untuk perawatan kesehatan.
Manajemen Prodia telah menyatakan dalam laporan tahunan 2019 bahwa salah satu strategi pertumbuhan perusahaan adalah untuk memperluas jangkauan gerainya di Indonesia. Perlu diingat bahwa 71% dari total gerai Prodia terletak di pulau Jawa. Oleh karena itu, kami yakin peluang ekspansi terletak di pulau-pulau di luar Jawa. Dengan rasio D/E pada tahun 2019 sebesar 2.9%, Prodia lebih dari mampu untuk mengeksekusi strategi ekspansinya dengan mengambil lebih banyak utang.
Selama 5 tahun terakhir, Prodia telah menambah lebih dari 21 gerai sekaligus dan meningkatkan pendapatan per gerai dari Rp 4.5 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 6.1 miliar pada tahun 2019.
4. Kemampuan untuk mencapai skala ekonomi
Prodia menggunakan model “hub and spoke” yang dapat diskalakan yang berpusat di sekitar Laboratorium Pusat Rujukan Nasional (PNRL) di Jakarta sebagai hub nasional dan empat Laboratorium Rujukan Regional (RRL) di Medan, Surabaya dan Makassar sebagai hub yang lebih kecil. RRL ini memiliki database terkait informasi di klinik Prodia Health Care (PHC) yang lebih kecil. Jadi, setiap pelanggan dapat melakukan tes di PHC dan mengirimkan sampel dari PHC ke RRL untuk evaluasi lebih lanjut.
Model “hub and spoke” ini menghasilkan efisiensi biaya karena Prodia dapat membangun lebih banyak PHC, yang mempunyai biaya operasional lebih rendah daripada RRL (karena peralatan pengujian yang dimiliki kurang ekstensif), di wilayah kecil untuk mendapatkan sampel lebih banyak yang bisa dikirim ke PNRL atau RRL.
Jelas bahwa Prodia telah mengembangkan salah satu model “hub and spoke” terbaik yang dibuktikan dengan efisiensi biaya mereka. Selama 5 tahun terakhir, EBIT margin telah meningkat 5%. Strategi ini memberi Prodia keunggulan dalam jangkauan laboratoriumnya. Karena model “hub and spoke” yang efisien ini, Prodia dapat menghemat biaya operasional dengan bertambahnya outlet.
Prodia mengandalkan model “hub and spoke” untuk berkembang sekaligus mencapai efisiensi operasional. “Spoke” atau PHC kecil akan meningkatkan volume pengujian di daerah terpencil dan memasukkan hasilnya ke “hub” untuk analisis lebih lanjut.
5. Penawaran produk unggulan yang menargetkan banyak segmen pelanggan
Prodia menyediakan produk dan layanan yang lengkap di seluruh jaringan laboratoriumnya untuk memenuhi permintaan empat segmen pelanggannya. Prodia bertujuan untuk menjadi layanan terpadu (one-stop shop) bagi pelanggan dengan memberikan konsultasi untuk analisis hasil pemeriksanaan. Perlu juga dicatat bahwa PNRL adalah satu-satunya laboratorium Indonesia yang memenuhi syarat akreditasi CAP. Untuk mendapatkan akreditasi CAP, laboratorium harus menyediakan tes yang lengkap dan komprehensif bagi pasien mereka. Laboratorium dengan akreditasi CAP juga mendapat akses untuk berdiskusi dengan laboratorium dan laboratorium profesional di seluruh dunia.
Dampak COVID-19 terhadap kinerja keuangan Prodia
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang disebabkan oleh COVID-19 telah berdampak buruk pada operasi Prodia. Pasien cenderung tidak melakukan kunjungan klinik kecuali benar-benar diperlukan. Selain itu, perusahaan tidak melakukan proses rekrutmen, sehingga mereka tidak mempunyai karyawan baru yang biasanya dikirim ke laboratorium Prodia.
Untuk 6 bulan pertama di tahun 2020, pendapatan turun 17% YoY dan EBIT turun 150% YoY. Penurunan ini terutama didorong oleh kinerja kuartal kedua yang buruk karena pendapatan dan EBIT masing-masing turun 34% dan 338%.
Valuation
Mengingat seberapa signifikan dampak pandemi terhadap operasi Prodia, kami membuat model berdasarkan tiga skenario, yang semuanya didasarkan pada seberapa cepat ekonomi Indonesia pulih dari COVID-19 dan seberapa dini Indonesia akan mendapatkan vaksin.
Base case kami, di mana kami memperkirakan Prodia akan menghasilkan free cash flow yang positif pada tahun 2022, menghasilkan harga wajar saham senilai Rp 3,400/saham. Sementara bull case kami, di mana Prodia menghasilkan free cash flow yang positif pada akhir tahun 2021, menghasilkan harga wajar saham senilai Rp 3,981/saham. Terakhir, bear case kami, di mana Prodia menghasilkan free cash flow yang positif pada akhir tahun 2024, menghasilkan Rp 1,512/saham.
Risiko investasi di Prodia meliputi 1) pemulihan ekonomi yang lebih lambat dan peluncuran vaksin yang lebih lama, 2) kegagalan untuk meningkatkan efisiensi operasi, 3) penundaan dalam proyek ekspansi laboratorium, 4) ketidakmampuan untuk mempertahankan brand equity dan 5) meningkatnya persaingan dalam segmen pemeriksaan rutin.